Jumat, 02 November 2012

Gaya Mengajar Guru Pendidikan Jasmani



Kebosanan biasanya terjadi bila seseorang mengalami peristiwa yang sama secara berulang, terus dan rutin. Kecenderungan kita adalah adanya suatu perubahan dari yang telah telah ada, dan kita menginginkan adanya variasi dalam kehidupan.
Kebosanan juga merupakan masalah besar di sekolah. Sebagian besar guru dalam mengajar selalu berdiri di depan anak didik dan berbicara dengan monoton mulai awal sampai akhir pelajaran. Dalam keadaan seperti ini sulit untuk mempertahankan perhatian murid, sehingga waktu yang terpakai tidak bermanfaat bagi guru dan murid.Murid juga menginginkan adanya variasi dalam proses belajar, sehingga belajar itu sendiri lebih menarik dan lebih hidup. Dengan demikian, siswa lebih dapat memusatkan perhatian mereka.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar, dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam mengajar, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat atau media pengajaran, dan variasi dalam pola interaksi. Keterampilan mengajar dengan melakukan variasi telah dikenal dan dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting dikuasai oleh seorang guru. Dalam pelaksanaannya, komponen-komponen melakukan variasi ini membuat aspek-aspek keterampilan lainnya seperti variasi dalam memberikan penguatan (reinforcement), variasi dalam mengajukan pertanyaan , variasi dalam permainan olahraga dan sebagainya.
Seperti yang disebutkan di atas, ada tiga komponen keterampilan mengadakan variasi yang salah satunya adalah variasi dalam gaya mengajar dan berikut ini akan dibicarakan lebih lanjut.Variasi dalam gaya mengajar guru berguna untuk menarik dan memperhatikan minat dan semangat siswa dalam belajar. Variasi ini meliputi variasi suara, pemusatan perhatian, variasi gerakan anggota badan dan variasi dalam pemilihan permainan olahraga.
Dari siswa, variasi dilihatnya sebagai sesuatu yang menarik dan memiliki relevansi dengan hasil belajar.Variasi gaya mengajar guru, akan mempertinggi komunikasi antara guru dengan siswa. Biasanya variasi semacam ini muncul di antara komponen-komponen sebagai berikut:
a.      Penggunaan Variasi Suara
Yang termasuk dalam pengertian suara ini adalah kekuatan atau kekerasan, lagu bicara (intonasi), tekanan bicara dan kelancaran bicara.Dalam menyajikan pokok penting biasanya guru memberi  tekanan pada kata-kata tertentu, atau juga dalam diucapkan dengan lambat sehingga dapat diikuti dengan jelas sekali.
Suara yang terlalu keras atau terlalu lemah akan memberikan hasil belajar yang buruk. Suara yang terlalu keras justru sulit untuk ditangkap isi pembicaraannya. Di samping itu kesan yang diterima siswa adalah gurunya seorang yang kejam. Suasana belajar yang demikian akan mengganggu proses belajar mengajar.
Lagu bicara mempunyai pengaruh pula pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara mempunyai pengaruh pula pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) dan lugu bicara yang naik turun tetapi tersendat-sendat akan membosankan siswa. Tekanan bicara hendaknya diberikan pada hal-hal yang penting misalnya dalam menyebutkan definisi istilah, nama, dan kata-kata asing dengan ucapan pelan dan jelas. Kalau dirasa perlu ucapannya dapat diulang baik oleh guru atau siswa. Kelancaran berbicara patut pula diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa. Cara bicara yang gagap atau terbata-bata, sulit ditangkap maksudnya.

b.      Pemusatan Perhatian (Focusing)
Memusatkan perhatian pada hal yang penting, dapat dilakukan guru dengan perkataan, misalnya perhatian baik-baik, ini yang penting, perlu digaris bawahi, dan lain sebagainya. Penekanan seperti itu biasanya di kombinasikan dengan gerakan anggota badan.

c.       Kesenyapan atau Pemberian Waktu (Pausing)
Adanya kesenyapan yang disengaja pada saat guru menerangkan, merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.Didalam mengajukan pertanyaan guru menggunakan “waktu tunggu” atau kesenyapan untuk memberikan kesempatan siswa untuk berfikir utamanya pada pertanyaan yang memerlukan waktu berfikir yang dalam.

d.      Mengadakan Kontak Pandang
Yang dimaksud dengan kontak pandang disini adalah hubungan batin antara guru dan siswa dalam kaitannya dengan materi yang sedang dibahas bersama. Pada saat mengajar, pandangan guru memperhatikan murid untuk menunjukkan adanya hubungan. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang penting dan dapat juga untuk mengetahui perhatian dan pemahaman siswa.
Pandangan guru kadang keluar dari perhatian terhadap siswa, misalnya : melihat pada sekelompok siswa saja, dan lain sebagainya. Hal-hal diatas hendaknya di hindari oleh guru pada saat mengajar agar situasi dapat terkendali dengan baik.

e.       Gerakan Badan dan Mimik
Gerak dari anggota badan dalam memberikan pelajaran sangat besar peranannya untuk memperjelas hal-hal yang penting. Siswa akan lebih jelas dalam memahami pelajaran. Disamping melalui pendengaran juga disertai pengamatan melalui mata. Untuk menjelaskan suatu gerakan olahraga tertentu sebaiknya guru mencontohkan, jadi disamping menguraikan penjelasan melalui vocal tetapi juga melalui contoh secara langsung.

f.       Variasi dalam pemilihan permainan olahraga
Olahraga merupakan satu-satunya pelajaran yang menuntut siswa bergerak aktif. Tetapi monoton pemilihan permainan juga dapat menurunkan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran. Semua cabang olahraga dapat dibuat suatu permainan dan dapat juga dimodifikasi , untuk mendapat perhatian dari siswa dan mempermudah penyampaian materi. Pengajaran penjas sekarang ini telah marak diterapkan adanya TGFU (Teaching Game For Understanding). Memberikan pengajaran pada siswa mengenai suatu cabang olahraga melalui suatu permainan agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan disamping itu meninggalkan kesan yang positif bagi peserta didik.

Sumber:
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers:Jakarta.

Tidak ada komentar: