Jumat, 02 November 2012

Jenis kelamin dan Kematangan Bertanding

                Sebelum adolesensi anak laki-laki dan perempuan relatif sama dalam ukuran maupun potensi kemampuannya. Anak-anak yang cukup matang akan memilki kemampuan bertanding secara bersama-sama mengikuti dan berkompetisi dalam olahraga. Seperti yang dikatakan Michener(1976)bahwa pemisahan secara tradisional dalam kegiatan olahraga antara laki-laki dan perempuan selama usia 12 sampai 22 tahun sesuai dengan kebutuhan psikologis umat manusia dan kebiasaan yang berlawanan akan manghasilkan lebih banyak kehancuran daripada kebaikan
                Pendapat tersebut tidak seutuhnya benar, sebab tidak di dukung bukti-bukti yang kuat, serta adanya kenyataan bahwa pemisahan tersebut berdasarkan umur yang secara biologis anak laki-laki lebih dominan. Perbedaan antara laki-laki daengan perempuan dalam mengikuti kegiatan olahraga yang menuntut kecepatan, kekuatan, dan daya tahan secara terpisah dimulai pada usia 11 tahun.
                Beberapa petunjuk untuk pertandingan campuran bagi anak-anak masa adolesensi :
  1. Anak laki-laki tidak perlu mempunyai masalah apabila mereka dikalahkan oleh anak perempuan dalam kegiatan olahraga. Sebagian besar anak laki-laki akan merasa malu apabila dikalahkan oleh  perempuan, tapi mereka tidak perlu malu seandainya dalam pertandingan tenis dikalahkan oleh Yayuk Basuki. Anak perempuan kadang-kadang mencapai prestasi  tertinggi berkat kemauan dan semangat berlatih yang tinggi dengan dukungan oleh bakatnya.
  2. Hanya beberapa orang saja anak perempuan yang mengungguli anak laki-laki dalam kegiatan olahraga, sedangkan sebagian besar dari mereka tidak dapat menyamai anak laki-laki yang mempunyai penampilan terjelek, terutama yang berhubungan dengan kekuatan,kecepatan, dan tenaga. Wanita harus di kesempatan untuk usaha peningkatan kegiatan olahraga maka dalam kegiatan olahraga campuran yang melibatkan kedua jenis kelamin, anak perempuan harus diberikan kesempatan sebaik-baiknya untuk berperan aktif meskipun dominasi tetap di pegang anak laki-laki. 
  3. Kegiatan olahraga untuk remaja atau anak, keduanya perlu kematangan bertanding. Dalam masa adolesensi ini terdapat peningkatan terjadinya cedera, sebagai salah satu akibat dari usaha peningkatan penampilan. Perbedaan ukuran kekuatan, kecepatan, dan tenaga antara kedua jenis kelamin juga merupakan persoalan dalam kegiatan olahraga campuran dalam masa adolesensi
  4. Pertandingan yang dilakukan secara bersama atau antar jenis kelamin sering sulit untuk dilaksanakan. Cabang olahraga yang dimainkan oleh suatu regu yang merupakan campuran antara anak laki-laki dan perempuan, seperti bola keranjang, tidak banyak berkembang, demikian pula pertandingan antar jenis kelamin dalam usia yang sama hampir tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu dalam usaha peningkatan keterampilan masa adolesensi sebaiknya tetap dilakukan pembinaan secara terpisah dan tidak dipertandingkan antar jenis kelamin


Sigiyanto dan Sudjarwo. 1991. Perkembangan Motorik. Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan dan Budaya

1 komentar:

kronospoker.com mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.