Membahas olahraga di pendidikan tidak lepas dari pendidikan
jasmani dan kesehatan yang digunakan di Indonesia. Ada yang berpendapat
bahwa olahraga dan pendidikan jasmani merupakan dua istilah yang mempunyai satu
pengertian yang sama, apabila ada perbedaan hanya pada intensitasnya. Pendapat
lain mengatakan berbeda
Menurut
UNESCO lewat ICSPE Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, dalam rangka
memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak
Pendidikan Jasmani dan
Olahraga merupakan aktivitas fisik dan dapat berupa permainan. Tujuannya tidak
sama akan tetapi dalam bagian tertentu menunjukan kaitan satu sama
lain
Berdasarkan dokumen yang resmi, Pendidikan Jasmani (physical
education) digunakan untuk kalangan pendidikan sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sedangkan Olahraga (Sport) untuk kegiatan di luar pendidikan
yang berorientasi pada peningkatan prestasi melalui pertandingan dan
perlombaan.
Pendidikan
Jasmani dan Olahraga (Penjas-Or) merupakan bagian dari kurikulum standar
Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruhnya
bagi pertumbuhan dan perkembangan Jasmani, Rohani dan Sosial Peserta didik
tidak pernah diragukan.Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang
diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah
kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah
yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian
dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan
ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat
WHO berarti sehat rohani.
Olahraga adalah
kegiatan pelatihan jasmani, yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar maupun gerak ketrampilan
(kecabangan olahraga).
Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai
sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai
seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pendidikan
jasmani ini harus menyebabkan perbaikan dalam pikiran dan tubuh yang
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistic
tubuh jiwa ini termaksud pula penekanan pada ketiga domain kependidikan,
psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer,
penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat
pikiran atau jiwa”. Artinya, dalam tubuh yang baik “diharapkan” pula jiwa yang
sehat, seperti dengan pepatah “men sana in corporesano” Akan tetapi, apakah
kita percaya terhadap konsep holistik tentang pendidikan asmani, tetapi, apakah
konsep tersebut saat ini bersifat dominant dalam masyarakat kita atau diantara
pengembang tugas penjas sendiri. Masih banyak guru penjas yang sangat jauh dari
menyadari terhadap peranan dan fungsi pendidikan jasmani disekolah-sekolah,
sehingga proses pembelajaran penjas disekolahnya masih lebih banyak ditekankan
pada program yang berat sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam
kasus Indonesia, penekanan yang berat itu masih dipandang lebih baik, karena
ironisnya, justru program pendidikan jasmani dikita masih tidak ditekankan kemana-mana.
Itu karena pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang bahwa program
penjas dipandang tidak penting sama sekali.
Sumber: http://berachunk-amrank.blogspot.com/2012/06/perbedaan-antara-pendidikan-jasmani.html
1 komentar:
Posting Komentar